Selasa, 24 Desember 2013

Apakah Aku Sahabatmu?

Aku memiliki banyak teman, tapi hanya beberapa saja yang aku anggap sebagai sahabat, sebut saja namanya Aiko dan Tata. Hampir 4 tahun lamanya kita bersahabat. Kita bertiga memiliki banyak perbedaan. Tata adalah gadis cantik, kaya, pintar dan mungkin setiap cowok yang memandang Tata akan jatuh hati padanya. Aiko, dia sosok cowok yang isa dibilang cukup tampan, kaya, dan didukung lagi dengan kecerdasan yang menambah nilai plus dimata semua orang, sedangkan aku, aku hanya gadis sederhana, yang penuh kekurangan, aku tidak memiliki apa yang dimiliki oleh Aiko dan Tata, yang aku punya hanya ketulusan.
Diantara Aiko dan Tata, aku adalah yang paling sederhana, Aiko dan Tata hidup bergelimang harta, apa yang mereka inginkan akan dengan mudah mereka dapatkan, sedangkan aku, jika aku menginginkan sesuatu, aku harus menunggu dengan sabar. Terkadang ada rasa iri yang muncul dalam hati kecilku, akan kehidupan Aiko dan Tata, namun inilah kehidupan yang telah digariskan  oleh Tuhan untukku, dan aku harus menerima dengan ikhlas.
Aku tak tau, bagaimana awalnya Aku, Aiko, dan Tata bisa berteman. Semua mengalir begitu saja, hingga Akhirnya aku menganggap mereka sahabatku. Kita bertiga menjalani hari bersama-sama, selayaknya sahabat, kita sering jalan bareng, dan makan bareng. Awalnya tak ada yang salah dalam persahabat kita, semua berjalan dengan lancar, tak ada pertengkaran, tak ada perselisihan.
Pada awal kita berteman, terutama aku, aku masih sangat lugu, polos dan banyak gak taunya. Maklumlah, aku yang berasal daridesa yang sangat pelosok, jadi masih harus banyak belajar dari orang kota yang katanya pinter. Aku mulai gak nyambung dengan Aiko dan Tata ketika mereka ngomongin tentang barang ber-merk, aku mana ngerti barang ber-merk, di  desa apalagi desanya masih plosok banget mana ada yang jual barang-barang ber-merk dengan harga selangit. Tapi itu smua aku anggap tantangan, agar aku lebih banyak belajar lagi.
Dari hari ke mingggu, dari minggu ke bulan, dari bulan ke tahun, semua itu terus berlalu tak terasa persahabatan kita ini sudah menginjak angka empat tahun, selama berteman, kita seringkali berbeda pendapat, ya itu aku anggap sebagai bumbu penyedap dalam sebuah persahabatan. Namun, di tahun ke empat persahabatan kita mulai diwarnai oleh pertengkaran.
Pertengkaran terutama terjadi antara aku dan Aiko, semua itu dilatar belakangi oleh rasa kecewaku terhadap Aiko. Dulu, diwaktu Aiko susah, dia selalu datang padaku, dulu ketika kita masih sering makan bareng, tak jarang Aiko memintaku untuk membayar makanannya ketika uang yang dimilikinya kurang. Dan aku gak pernah bisa menolak permintaan Aiko, itu karena dia sahabatku. Walaupun dianatar mereka sebenernya akulah yang paling sederhana, tapi aku gak akan pelit kalau sama orang-orang  terdekatku.
 Dia bilang padaku  untuk membayari kekuranganya, dan akan dia ganti uangnya, namun apa, dia tak pernah mengganti uangku, entah berapa jumlahnya utangnya padaku, tapi aku tak pernah hiraukan semua itu dan aku bukan maksusd mengungkit-ungkit yang sudah lalu.
Setiap kali Aiko susah, dia selalu mencari dan mendatangiku, aku dengan senang hati menerimanya dan mendengarkan keluh kesahnya, dan akan membantunya semampuku. Tak pernah sekalipun dia mendatangi Tata saat susah, dia akan lupa padaku datang pada Tata saat senang.
Sebenernya sudah seringkali Aiko membuatku kecewa, tapi aku masih bisa menerima. Tapi kali ini sudah puncaknya aku merasa kecewa, dan kecewaku ini mendekati rasa benci. Puncak kekecewaanku berawal ketika Aiko terpilih mewakili kampus dalam pertukaran mahasiswa di London selama 2 minggu. Aku senang waktu mendengar dia terpilih dalam pertukaran mahasiswa itu, disini yang membuatku adalah mengapa aku tau semua ini bukan dari dia langsung melainkan dari Tata.
Malam itu Tata bilang ke aku kalau kemarin siang Aiko bilang di telepon kalau dia terpilih dalam pertukaran pelajar itu, dan disitu rasa kecewaku muncul, mengapa dia bisa telpon Tata dan memberitahu kabar gembira itu, tapi tidak memberitahu aku, ya walau hanya sekedar lewat SMS, sebagai teman aku juga kan ingin merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh sahabatku. Tapi mengapa dia tidak memberitahuku dan seolah-olah lupa padaku.
Tapi ya sudahlah, mungkin dia tidak sempat mengabariku, pikirku waktu itu mencoba menghibur diri dan berfikir positif. Setelah pulang dari london dalam pertukaran pelajar saat itu, kemudian dia sering dipercaya untuk mewakili kampus dan berkeliling indonesia dalam berbegai event seminar internasional. Lagi-lagi dia selalu memberitahu Tata setiap kali dia di percaya mewakili kampus, namiun tak pernah sekalipun dia memberitahuku, dan aku tau semua berita tentang Aiko dari Tata. Bukan hanya Tata sahabatmu, tapi juga ada aku, atu jangan-jangan kamu gak pernha menganggapku sahabat.
Semua itu membuatku sakit, sedih dan merasa tidak dianggap, inikah balasan dari semua sikap baikku selama ini. apakah ini yang dinamakan sahabat?, bukankah dalam bersahabat itu harus saling terbuka, susah senang bersama, namun kamu, saat susah kamu selalu datang padaku,  dan disaat senang kamu dengan mudahnya melupakanku.
Aku selalu ada untukmu, namun disaat aku membutuhkan sosok sahabatt untuk menguatkanku, kamu tak pernah ada, kamu seakan tak perduli padaku. Aku hanya kamu jadika tempatmu untuk berkeluh kesah.
Aku bukanya iri pada Tata, tak ada sedikitpun rasa iri di hatiku. Aku hanya ingin dalam persahabatan ini dibarengi dengan ketulusan. Bukan hanya aku saja yang tulus mengaggapmu sahabat. Aku tak pernah tau apakah kamu menganggapmu seorang sahabat, atau hanya sekedar teman saat kau susah.
Kamu pernah menyebut Tata sebagai sahabatmu, kau selalu menguatkan Tata saat dia sedih dan susah, tapi kamu tak pernah sekalipun menyebutku sahabat, dan tak pernah ku dengar kau menguatkan aku disaat aku terjatuh, bahkan seolah-olah kau tak perduli dengan semua msalah dan hidupku. Jika memang kau tak pernah menganggapku sahabat, jangan pernah kamu datang lagi padaku. Biarlah aku menjalani hidup ini sendiri tanpa sahabat seperimu yang membuat seorang sahabatnya menitikkan air mata, bukankah seharusnya seorang sahabat akan menjaga air mata sahabatnya agar tidak jatuh, namun kenyataanya kamu membuat air mataku jatuh.
Aku tak pernah berharap menjadi penting dalam hidupmu, aku hanya berharap jika kau menggapku sahabat, jadikanlah aku selayaknya sahabat seperti yang kau lakukan pada Tata, agar kita bisa merasakan susah senang. Jangan aku kau jadikan teman saat kau susah, dan Tata kau jadikan temanmu saat kau senang. Itu semua sangat menyakitkan bagiku.

Sabtu, 14 Desember 2013

Terima kasih ayah

*Ayah kau segalanya bagiku
Sosokmu begitu melekat dalam ingatanku
Namamu terukir indah di hatiku
Laki-laki sempurna dalam hidupku
Pelindungku dari kejamnya dunia
*Walau tak pernah terucap kata sayang dari bibirmu
Namun hatiku selalu mengatakan bahwa kau sangat menyayangiku
Engkau rela mengorbankan dirimu
Demi anakmu yang terkadang melupakan dirimu
*ayah,,
engkau bagaikan malaikat penyelamat yang dikirim tuhan untukku
engkau mampu menciptakan rasa nyaman dalam hidupku
tak ada rasa takut sedikitpun jika aku didekatmu
rasanya ku tak butuh orang lain saat ayah bersamaku
*ayah,,,
terimakasih atas apa yang telah kau berikan padaku
terima kasih telah menjagaku sekuat jiwa dan ragamu
aku tak mampu membalas semua jasa mu terhadapku
hanya doa yang mampu ku panjatkan
agar tuhan selalu menjaga saat bangun hingga tidurmu







Senin, 02 Desember 2013

Hanya Sebuah Angan-angan

Ketika senja terus berlalu
Malam mulai menghampiri dengan kesunyianya
Bulan mulai menampakan sinar indahnya
Yang akan terus menyinari langit dimalam hari

Mata memandang jauh menembus cakrawala
Diantara bintang yang bersinar  kutemukan bayangan dirimu
Dirimu yang membuatku bahagia saat membayangkanmu
Membuatku tenang disaat dalam kegelisahan

Angan ku melayang jauh tanpa batas
Selalu membayangkan hari indah yang ku lalui bersamamu
Penuh canda, penuh tawa, penuh kebahagiaan
Hingga tak ada lagi rasanya kesedihan yang akan menyelimuti

Namun, semua angan indahku tak mampu kuwujudkan
Semua hanya menjadi sebuah angan-angan tanpa akhir
Hanya menjadi mimpi yang menghiasi setiap malamku
Malam yang penuh dengan kesunyian




Sabtu, 23 November 2013

Ayah

Ayah
Luruh peluh membasahi tubuh kekarmu,,,,
Kau jalani  hidup dengan keikhlasan,,,,
Demi anak-anak yang sangat kau sayangi,,,
Kau jalani semuanya dengan penuh ketegaran,,,

Ayah
Tak pernah sedikitmu kau mengeluh,,,
Kau korbankan semua hidupmu hanya untuk anakmu
Akan kau hadapi hujan badai sekalipun
Demi kebahagiaan anakmu ini

Ayah
Tak tau harus bagaimana aku membalas semua pengorbananmu
Hanya dengan kasih sayang ku bisa membalasnya
kasih sayang yang tak bisa digambarkan oleh kata-kata

Dalam setiap sujud, ku panjatkan doa agar tuhan senantiasa menjagamu


Rabu, 20 November 2013

Untaian Kata-kata



Ku goyangkan jemariku di atas sebuah keyboard
Ku coba merangkai kata demi kata
Hingga menjadi suatu untaian kalimat yang indah
Kalimat yang dapat menyejukan jiwa
Untaian kata-kata yang akan menjadi nada-nada indah di setiap deru nafas
Melalui untaian kata-kata Ku coba menyapa lembut hatimu 
Hati yang selalu membuatku rindu
Hati yang selalu membuat jantungku berdegup kencang saat ku dekati
Mungkin inilah yang dinamakan cinta
Suatu perasaan yang hanya perlu dipahami
Biarlah untaian kata-kata ini menyampaikan rinduku terhadapmu
Jadikanlah untaian kata-kata ini seolah salju yang akan terus menyejukan hatimu
Anggaplah untaian kata-kata ini bagaikan awan putih yang akan memeluk lembut tubuhmu
 




Rabu, 13 November 2013

Sujudku



Keheningan malam begitu merasuk
Ke ruang hati yang penuh kasunyian
Suara binatang malam bersenandung
Memberi irama kepedihan  dalam hati

Hidup terasa tiada arti tanpa nikmatmu
Jalan yang ku lalui begitu  berat tanpa ridhomu
Semua begitu kelam tanpa sinar cahayamu
Semua terasa berakhir bila engkau tak lagi menuntunku

Engkau telah berikan semua yang ku butuhkan
Namun Khilaf terkadang datang menghampiri
Jiwa hambamu yang begitu rapuh
Tanpa sadar khilaf telah mengotori hati yang bersih dengan dosa

Dalam sujudku memohon
Ampuni semua dosaku
Hati bergumam lirih dalam doa
Jagalah aku dari murkamu
Tuntunlah aku agar tetap di jalanmu

Sabtu, 09 November 2013

Keraguanku Akan Cintamu



Dahulu,,,,,
Setiap detik yang kulalui bersamamu terasa begitu indah,,,
Hingga tak ingin rasanya sedetikpun ku lalui tanpamu,,,
Saat bersamamu dunia terasa miliku seutuhnya,,,,
Seakan hatiku hanya terisi oleh bayang indah dirimu,,,,

Dahulu,,,,,
Ku merasakan kehangatan cintamu,,,,
Ku merasakan kelembutan sentuhan jemari indahmu,,,,,
Ku begitu menikmati hidup bersamamu,,,
Ku begitu menyukai sikap manjamu terhadapku,,,
Seakan tak ingin berpisah denganmu walau hanya sedetik saja,,,,

Namun kini,,,,,,
Perubahan sikapmu mulai kurasakan,,,,,
Cinta yang dulu hangat kini mulai terasa hampa,,,,
Tak ada lagi belaian lembut jemari indahmu,,,,
Tak ada lagi canda tawamu yang dulu membuatku bahagia,,,

Perubahan sikapmu membuat  keraguan muncul dalam hatiku,,,,
Ragu akan ketulusan cintamu padaku,,,
Ragu akan kesungguhan hatimu,,,
Ragu akan semua sikap baikmu terhadapku,,,,

Keraguan hati ini begitu menyiksaku,,,
Keraguan ini membuatku menerka-nerka,,,,
Keraguan ini membuat duniaku terasa begitu sunyi,,,,
Keraguan ini membuatku selalu berfikir buruk tentangmu,,,
Maafkan bila aku meragukan cintamu,,
Namun inilah yang aku rasakan,,,